- Kata Dasar
Kata yang
berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya
:
Kantor pos sangat
ramai.
Buku itu sudah saya
baca.
Adik naik sepeda baru
(ketiga kalimat ini
dibangun dengan gabungan kata dasar)
2. Kata
Turunan
A.
Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
berbagai, ketetapan, sentuhan, gemetar, mempertanyakan, terhapus
B. Jika bentuk
dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
diberi tahu,
beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani
berlipat ganda, lipat gandakan
C. Jika bentuk
dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
memberitahukan
ditandatangan
melipatgandakan
3.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku,
berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk,
mondar-mandir,
porak-poranda, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba.
4. Gabungan Kata
A.
Gabungan kata
yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kerja
sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima
kasih, mata kuliah.
B.
Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
berkaitan.
Misalnya:
alat pandang-dengar (audio-visual),
anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak
(orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat
penguasa)
C.
Gabungan kata
berikut ditulis serangkai, karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak
dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya:
acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra,
daripada, darmabakti, halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari,
olahraga, radioaktif, saputangan.
D.
Jika salah
satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya:
adibusana, antarkota,
biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, kosponsor,
mahasiswa,
mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme,
paripurna,
prasangka,
purna-wirawan, swadaya, telepon, transmigrasi.
Jika bentuk terikan
diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata itu
ditulisakan tanda
hubung (-).
Misalnya: non-Asia,
neo-Nazi
5.
Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku
dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau,
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil
engkau
bawa, engkau ambil menjadi kaubawa, kauambil
Misalnya:
Bolehkan aku ambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.
Akan tetapi,
perhatikan penulisan berikut ini.
Bolehkah
kuambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.
6.
Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke
dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah dianggap kata yang sudah dianggap sebagai
satu kata, contoh : kepada dan daripada.
Misalnya:
Tinggalah bersama saya di sini.
Di mana orang tuamu?
Saya sudah
makan di rumah teman.
Ibuku sedang ke luar kota.
Ia pantas tampil ke depan.
Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
Bram berasal dari keluarga terpelajar.
Akan tetapi,
perhatikan penulisan yang berikut.
Kinerja Lely
lebih baik daripada Tuti.
Kami percaya kepada Ada.
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.
7. Kata Sandang si
dan sang
Kata si dan sang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Salah
|
Benar
|
Sikecil
|
si kecil
|
Sipemalu
|
si pemalu
|
Sangdiktator
|
sang
diktator
|
Sangkancil
|
sang kancil
|
8.
Partikel
A.
Partikel –lah
dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
Siapakah tokoh yang menemukan radium?
B.
Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.
Bukan hanya saya,
melainkan dia pun turut serta.
Catatan:
Kelompok berikut ini
ditulis serangkaian, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun,
kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
Misalnya:
Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.
Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi.
Walaupun hari hujan, ia datang juga.
C.
Partikel per
yang berarti (demi) dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).
Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.