Berita di Media

Selasa, 02 Mei 2000

Penulisan Kata (EYD)

B.      Penulisan Kata
  1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. 

Misalnya :
Kantor pos sangat ramai.
Buku itu sudah saya baca.
Adik naik sepeda baru

(ketiga kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar)

2. Kata Turunan
A.       Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
   
Misalnya :
berbagai, ketetapan, sentuhan, gemetar, mempertanyakan, terhapus

B.    Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
             
Misalnya:
diberi tahu, beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani
berlipat ganda, lipat gandakan

C.    Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya :
memberitahukan
ditandatangan
melipatgandakan

3.       Bentuk Ulang
              Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
       anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk,
mondar-mandir, porak-poranda, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba.

4. Gabungan Kata
A.       Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah.
B.       Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan   tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.
        Misalnya:
alat pandang-dengar (audio-visual), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat penguasa)
C.      Gabungan kata berikut ditulis serangkai, karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
        Misalnya:
        acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif, saputangan.
D.      Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, kosponsor,
mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme, paripurna,
prasangka, purna-wirawan, swadaya, telepon, transmigrasi.
Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata itu
ditulisakan tanda hubung (-).
Misalnya: non-Asia, neo-Nazi

5.       Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
            
aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil
              engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa, kauambil
Misalnya:
        Bolehkan aku ambil jeruk ini satu?
        Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
        Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
        Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.

6.       Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata, contoh : kepada dan daripada.
Misalnya:
        Tinggalah bersama saya di sini.
        Di mana orang tuamu?
        Saya sudah makan di rumah teman.
        Ibuku sedang ke luar kota.
        Ia pantas tampil ke depan.
        Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
        Bram berasal dari  keluarga terpelajar.
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
        Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.
        Kami percaya kepada Ada.
        Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.

7.       Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Salah
Benar
Sikecil
si kecil
Sipemalu
si pemalu
Sangdiktator
sang diktator
Sangkancil
sang kancil

8.       Partikel
A.       Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
        Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
        Siapakah tokoh yang menemukan radium?

B.       Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.
Bukan hanya saya, melainkan dia pun turut serta.
            
Catatan:
Kelompok berikut ini ditulis serangkaian, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
                Misalnya:
        Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.
        Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.
        Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi.
        Walaupun hari hujan, ia datang juga.
C.      Partikel per yang berarti (demi) dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
            Misalnya:
        Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).
        Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.