Berita di Media

Minggu, 01 Januari 2012

Nama Ambalan

Sejak awal berdiri SMA, kegiatan pramuka tingkat penegak yang diwadahi dalam ambalan Prabu Anom Geusan Ulun (putra) dan Ratu Baka (putri).


Prabu Geusan Ulun

Dikenal sebagai Pangeran Kusumadinata II atau Angkawijaya, seorang raja terakhir di Kerajaan Sumedang Larang yang memerintah dari tahun 1578 hingga 1608. Gelar "Prabu Anom" merujuk pada statusnya sebagai putra mahkota atau raja muda sebelum naik tahta sepenuhnya. Dinobatkan menjadi Raja Sumedang Larang setelah menerima pusaka Pajajaran. 

Batas wilayah kerajaannya meliputi Laut Jawa di utara, Sungai Cisadane di barat, Samudra Hindia di selatan dan Sungai Cipamali di timur. Sumedang Larang merupakan penerus sah dari Kerajaan Sunda setelah Pajajaran runtuh. 

Pada tahun 1620, Sumedang Larang bergabung dengan Mataram dan statusnya berubah dari kerajaan menjadi kabupaten. 

Museum yang didedikasikan untuknya di Sumedang, berawal dari Yayasan Pangeran Aria Suria Atmadja. 


Ratu Baka

Situs permukiman dan tempat tinggal raja/Ratu Baka diperkirakan sudah dipergunakan orang pada abad ke-8 pada masa Wangsa Sailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang (Masa Mataram Hindu). Dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, yang diduga kuat situs ini merupakan bekas keraton (istana raja).

Nama "Ratu Baka" berasal dari legenda masyarakat setempat. Ratu Boko (bahasa Jawa, arti harafiah: "Raja Bangau") adalah ayah dari Roro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan. Kompleks bangunan ini dikaitkan dengan legenda rakyat setempat Roro Jonggrang.

Secara administratif, situs ini berada di wilayah dua padukuhan, yakni Dusun Dawung, Desa Bokoharjo dan Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.